South Borneo Bromo Island Tourism
Assalamualaikum Wr.Wb.
Salam sejahtera untuk kita semua. Pada kali ini
saya menulis artikel mengenai PULAU BROMO yang terletak di Kota
Banjarmasin Selatan atau disekitar bantaran Sungai Barito, Kalimantan Selatan.
Semoga bermanfaat bagi anda dan apabila ada sanggahan atau masukan silahkan
tulis dikomentar. Terima kasih.
Pulau Bromo Kalimantan Selatan, adalah sebuah
pulau yang terletak diantara bantaran sungai barito dan sungai martapura
Banjarmasin yang terbentang luas sepanjang perairan. Masyarakat sekitar tidak
mengetahui mengapa pulau tersebut dinamakan Pulau Bromo, seperti nama sebuah
gunung dipulau jawa (Gunung Bromo) nama tersebut telah melekat sejak dahulu. Kondisi
geografi Pariwisata Pulau Bromo meliputi:
1. Terletak diantra bantaran sungai barito dan
pesisir sungai martapura Banjarmasin.
2. Jarak dari kota Madya Banjarmasin adalah 3 Km,
dapat ditempuh menggunakan Kelotok dengan
waktu tepuh +-1 jam perjalanan. Namun
jika ditempuh menggunakan Speed Boat hanya memerlukan waktu tempuh 30 Menit
saja dari dermaga menara siring Tendean, harga tiket Rp. 400.000 s/d
Rp. 500.000,- per Kelotok.
3. Terdapat 1.250 Jiwa dari 750 Kepala Keluarga
(KK) yang terbagi menjadi 4 Rukun Tetangga (RT) yaitu RT. 04, 05, 06 dan 07.
4. Sebagian besar penduduk Pulau Bromo Berprofesi
sebagai seorang Petani dan Buruh Kebun maupun Bangunan.
5. Mayoritas penduduk Pulau Bromo adalah Suku
Banjar dan bahasa yang digunakan adalah bahasa banjar pada umum nya sedikit
campuran dari daerah Hulu Sungai.
6. Budaya yang biasa diterapkan adalah asli dari
suku banjar yaitu berupa Pasar Terapung, Madihin, Badatang, Batamatan
Al-Qur’an, Palui dan lain sebagainya.
7. Makanan Khas Penduduk Pulau Bromo adalah
Masakan Habang (Masak Merah) berupa daging maupun masak habang lain nya yang
beciri Khas rasa manis.
8. Objek atau destinasi Unggulan Pulau Bromo
adalah Pasar Lanting yang mengapung disekitar Bantaran Sungai Barito.
Foto Kunjungan dan penelitian objek oleh mahasiswa/i AKPARNAS &
Dinas Pariwisata Kota Banjarmasin
Dinas Pariwisata Kota Banjarmasin
A. Travel Story To Bromo Island.
Perjalanan dimulai dari dermaga Menara siring
tandean mengunakan Kelotok (Perahu Khas suku Banjar) dengan tiket seharga Rp.
400.000 s/d Rp. 500.000. jarak yang
ditempuh untuk menuju pulau tersebut sekitar 3Km dari menara Siring Tandean dan
membutuhkan waktu sekitar 1 jam perjalanan.
Disepanjang perjalanan banyak hal menarik yang
saya & teman-teman kampus maupun Dinas Kota Banjamasin saksikan, yaitu
perumahan penduduk Khas banjar (Rumah panggung) yang berdiri diatas air sungai
martapura. Selama 30 menit perjalanan kami sampai di bantaran sungai barito
yang membentang luas, disana kami melihat kegiatan-kegiatan dari aktivitas
diatas sungai maupun daratan meliputi:
1. Aktivitas kapal besar bermuatan batubara (Kapal
Tongkang)
2. Aktivitas masyarakat yang menangkap ikan
3. Aktivitas Pabrik-pebrik industry Karet, Plywood
(Tirplek) maupun Pelabuhan Tri Sakti. Dan lain sebagainya.
Dari waktu tempuh 1 jam kita tidak akan bosan
atau merasa jenuh dalam perjalanan, karena banyak pemandangan yang menarik
untuk disaksikan seperti diatas yang jarang sekali kita lihat. Dari hal
tersebut kita dapat menambah wawasan atau ilmu pengetahuan tersendiri dari perjalanan
Wisata Sungai tentang Pabrik Industri.
(Pabrik Industri yang berada di area Pelabuhan Trisakti)
Ada hal yang tak kalah menarik dari beberapa
aktivitas diatas, yaitu terdapat sekelompok BURUNG LAUT berwarna putih yang
terbang kian kemari mencari ikan disepanjang bantaran sungai barito. Itu
menjadi atraksi alami yang sayang jika dilewatkan.
Sesampainya diwilayah Mantuil Banjarmasin
selatan kami melewati perkampungan warga yang berwarna-warni serta terdapat Maqam
Habib yang selalu ramai dikunjungi oleh para penziarah, hal ini kami nilai
dapat dijadikan sebuah objek atau destinasi wisata religi karena maqab Habib
tersebut termasuk maqam seorang pejuang Banjarmasin. (Kami tidak singgah ke maqam karena waktu kunjung yang kurang)
Tidak terasa waktu tempuh1 jam telah berlalu dan
kami sampai di Pulai Bromo. Kami mendarat didermaga penduduk warga, tidak
didermaga utama karena dermaga utama sedang digunakan oleh masyarakat dan
siswa-siswi dari SDN Austral Byna. Kamipun turun dari Kelotok dan melanjutkan
perjalanan menuju rumah ketua POKDARWIS sekitar yaitu bapak Jamhur dkk.
(Rumah Bapak Jamhur)
Sesampai nya dirumah beliau kami mahasiswa/I
yang diwakili oleh Saya Wahyu Hari Saputra selaku Wakil Presiden BEM AKPARNAS Banjarmasin
dan Ibu Rahmi selaku Wakil dari Dinas Pariwisata Kota Banjarmasin mendengarkan
keluh kesah warga yang disampaikan oleh ketua POKDARWIS akan keinginan
perkembangan fasilitas maupun objek atau destinasi pariwisata yang terdapat
diwilayah Pulau Bromo. Ada banyak hal yang perlu dikembangkan pada wilayah
Pulau Bromo, terutama akses transportasi dan destinasi pariwisata daerah.
Namun sebelum meranah kearah yang lebih jauh
dalam pengembangan yang signifikan kami melakukan perjalanan sekitar pulau
tersebut dan melakukan reset tentang apa saja yang perlu dilakukan dalam
perkembangan ini. Dan kami memutuskan untuk menumbuhkan peran serta masyarakat
akan Penting nya Pariwisata demi kesejahteraan bersama melalui kegiatan “Mengecat Dermaga Utama Pulau Bromo dan
Pasar disekitar dermaga” dengan tujuan menarik minat masyarakat agar tumbuh
rasa kreatifitas dan sadar wisata sehingga sedikit-demi sedikit kondisi sekitar
dermaga akan terlihat indah dan menarik minat wisatawan untuk berkunjung
kesana. Peran serta Mahasiswa/i Akademi Pariwisata Nasional (AKPARNAS) Banjarmasin
dalam kegiatan ini dinilai positif oleh masyarakat sekitar serta didukung penuh
oleh Dinas Pariwisata Kota Banjarmasin harapan kedepannya semoga peran
mahasiswa dapat saling bekerja sama dengan Dinas Pariwisata untuk mengembangkan
suatu objek atau destinasi Wisata yang ada di Kota Banjarmasin.
(Foto Dokumentasi Kegiatan Mahasiswa AKPARNAS, Dinas Pariwisata Kota Banjarmasin & Masyarakat Sekitar)
Setelah kegitan Mewarnai selesai kami Pun
beranjak ke Lapangan Sepak Bola yang Luas serta dapat dijadikan sebagai tempat
atraksi wisata karena sangat memadai, namun dalam hal ini kesadaran masyarakat
akan Pariwisata kurang sehingga lapangan tersebut kini sepi dan terbengkalai
seadanya. Lapangan ini dulu dibuat oleh PT. Austral Byna untuk bermain bola
maupun Lomba-lomba lain nya hingga tahun 90 an ketika perusahaan tersebut
terbengkalai dan sudah mulai tidak beroperasi lagi hingga kini Lapangan
tersebut sepi kunjungan, hanya beberapa saat saja dari siswa/siswi SD Austral
Byna yang bermain disana.
(Foto Sekolah dasar & Foto Lap.Sepak Bola)
Setelah selesai meninjau lokasi dan melakukan
kegiatan mewarnai dermaga serta pasar, kami pun beranjak ke pasar yang
mengapung disekitar Wilayah Pulau Bromo. Pasar mengapung biasa disebut dengan LANTING yaitu sebuah bangunan seperti
rumah penduduk yang mengapung di perairan atau sungai. Lanting ini hanya ada satu
didunia dan hanya terdapat di Kalimantan Selatan (Khas Suku Banjar).
(Lanting Jaman Hindia-Belanda dibanjarmasin)
(Lanting Jaman Sekarang)
(Lanting Jaman Sekarang)
B.Tourism Reset and Depelovment
Dalam dunia pariwisata dikenal istilah
”Pengembangan Objek dan daya Tarik Wisata” yaitu Langkah-langkah penelitian dan
pengembangan suatu objek wisata guna meningkatkan ekonomi masyarakat dan kesadaran
akan pentingnya Peran Pariwisata dalam kehidupan. Pengembangan Pariwisata pada
dasarnya dimulai dari:
1. Something to See (apa yang dapat dilihat)
Pada Pulau Bromo setelah kami survei dan
lakukan penelitian dapat disimpulkan bahwa mewarnai
dermaga Utama dan pasar disekitar dermaga adalah langkah awal memulai pengembangan
suatu objek wisata, karena jika sudah diwarnai dan terlihat indah, bersih dan
aman maka akan menarik minat masyarakat mapun wisatawan untuk datang dan
melihat nya serta menumbuhkan kreatifitas masyarakat akan penting nya
Pariwisata dalam kehidupan. Selain itu kami juga memperhatikan keadaan dengan
menggunakan metode SWOT yaitu kekuatan (Strengths), kelemahan (Weaknesses),
peluang (Opportunities), dan ancaman (threATs).
Selain dermaga dan pasar sekitar dermaga yang
warna-warni, kita juga dapat melihat keaslian PASAR LANTING sebagai tradisi suku banjar
sejak dahulu kala hingga kini masih bertahan hanya perlu penempatan dan sedikit
pengembangan agar Lanting tersebut lebih mudah diakses atau dikelola dengan
baik oleh masyarakat dan wisatawan.
2. Something to Do (apa yang dapat dilakukan)
Banyak hal yang dapat dilakukan di Pulau Bromo
selain berwisata ke Pasar Lanting kita juga dapat menggerakkan masyarakat dan
Pelaku Pariwisata (Pemerintah, Perusahaan maupun Mahasiswa) untuk aktif dalam
pengembangan wisata seperti menciptakan Home Industri, Restoran (Rumah Makan),
Fasilitas Umum, Akomondasi (Penginapan) dan Hospitality terkait dengan
pemanduan wisata dapat dilakukan oleh masyarakat sekitar. Sehingga terjadi
interaksi antara wisatawan dan masyarakat yang saling menguntungkan.
3. Something to Buy (apa yang bisa diBeli)
Jika masyarakat dan pelaku pariwisata saling
berkolaborasi untuk menciptakan beberapa atraksi wisata atau pun Home Industri
seperti Kerajinan tangan masyarakat berupa sofenir atau pun makanan yang dapat
dijadikan Oleh-oleh wisatawan, maka hal ini akan menjadi mata pencaharian baru
bagi mereka dan menambah penghasilan akan memperbaiki tarah hidup serta
kesadaran masyarakat Pulau Bromo akan penting nya sektor Pariwisata.
Terima kasih telah berkunjung ke Blog saya, jangan lupa lampirkan komentar jika ada sanggahan, hubungi saya jika anda ingin berkunjung ketempat wisata dibanjarmasin di Number Phone : 0856 0867 4861 (WA)
dan jangan lupa follow Instagram kami : @Loyal_travel22.
follow kami diemail agar tidak ketinggalan update artikel ataupun foto dari kami. Thank You.
Berkerjasama dengan Dinas Pariwisata Kota Banjarmasin, Akademi Pariwisata Nasional (AKPARNAS) Banjarmasin dan Masyarakat Pelaku Pariwisata.
Keren
BalasHapus